Hampir semua orang pasti sudah paham bila merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Bahkan peringatan impotensi juga bukan hanya slogan semata! Namun tahukah Anda jika merokok juga dapat meningkatkan kolesterol jahat?
Di beberapa negara besar di luar negeri, peringatan bahaya merokok lebih ditujukan pada efek penampilan seseorang sehingga efek jeranya lebih terlihat nyata. Misalnya, "merokok dapat menyebabkan kerusakan kulit" atau "merokok dapat menyebabkan kanker mulut" dan lain sebagainya. Tetapi peringatan dalam bungkus rokok dan dalam akhir iklan rokok di berbagai media di Indonesia juga tidak main-main, yaitu "Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, Gangguan Kehamilan dan Janin". Untuk para pria, resiko disfungsi ereksi atau impotensi akibat merokok adalah benar-benar nyata.
Resiko Disfungsi Ereksi
Faktanya, beberapa penelitian menyatakan pria yang memiliki kebiasaan merokok satu pak rokok/hari beresiko 40% lebih tinggi menderita disfungsi ereksi daripada pria yang tidak merokok. "Merokok melepaskan nikotin dan vasoconstrictors (penghalang pembuluh) lain yang dapat menghambat aliran pembuluh darah di penis," ungkap Dr. Jack Mydlo, kepala urologi di Temple University School of Medicine and Hospital di Philadelphia, AS.
Jurnal Tobacco Control mempublikasikan sebuah penelitian terbaru pada 8.000 pria Australia berumur 16 - 59 tahun yang merokok satu pak rokok/hari beresiko 24% lebih tinggi menderita gangguan ereksi. Dan semakin banyak mereka merokok maka persentase resikonya juga meningkat. Para pria yang merokok lebih dari 20 batang/hari mengalami peningkatan resiko disfungsi ereksi sebesar 39%.
Penelitian lain yang dipublikasikan oleh American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa para pria perokok berusia 40 tahun lebih sering mengalami gangguan ereksi daripada para pria berusia lebih tua namun tidak merokok. Bahkan resikonya sampai dua kali lipat pada para pria perokok berusia 40 tahun dibandingkan para pria berusia 50 tahun yang tidak merokok.
"Kebiasaan merokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga merupakan penyebab utama disfungsi ereksi selain obesitas, konsumsi alkohol berlebihan dan penyalahgunaan narkoba," kata Dr. Larry Lipshultz, kepala pengobatan reproduksi pria di Baylor College of Medicine di Houston, AS.
Peningkatan Kolesterol Jahat
Dokter spesialis jantung sekaligus Ketua Perkumpulan Vaskuler Indonesia, dr. Auli Sani SpJP(K), FJCC. mengungkapkan, merokok dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak. Pada orang-orang yang merokok, ditemukan level kolesterol HDL atau kolesterol baiknya rendah. Itu artinya, pembentukan kolesterol HDL, yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu. Kondisi pertama ini sudah sangat tidak sehat. Sementara kebalikannya, pada orang yang merokok ditemukan level kolesterol LDL atau kolesterol jahatnya tinggi. Artinya, lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. Kondisi kedua ini juga memperburuk kesehatan.
"Intinya, transportasi lemak menuju ke hati menjadi terganggu." tambah dr. Aulia. Meski sering ditemukan level kolesterol HDL rendah pada seorang perokok, menurut dr. Aulia, belum ada penelitian khusus yang bisa menjelaskan bagaimana mekanisme penurunan level kolesterol HDL oleh kebiasaan merokok.
Resiko Penyakit-penyakit Mematikan Lainnya
Penyakit-penyakit lain yang erat kaitannya dengan merokok adalah penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, paru-paru, maag atau pencernaan. Di Indonesia 26,4% kematian disebabkan penyakit jantung. Rokok menjadi faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penyakit ini bekerja sinergis terhadap faktor resiko penyakit lainnya, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang meningkat, kencing manis, dan lain-lain. Resiko stroke dan kematian juga meningkat pada perokok.
Masalah yang menonjol pada kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yang diisap, yakni rokok kretek. Jenis ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi 3 - 5 kali dibandingkan dengan rokok filter. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bias terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung.
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah pada nadi, merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan berakibat kekurangan oksigen selain karena kandungan CO (karbon monoksida).
Cara-cara Berhenti Merokok
Hampir semua perokok berkeinginan berhenti merokok namun mereka tidak tahu caranya. Apalagi merokok bisa menimbulkan efek kecanduan. dr. Aulia menjelaskan, rokok memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu efek adiksi (ketagihan) dan habituasi (ketergantungan).
Untuk menghentikan kebiasaan merokok, menurut Aulia, dibutuhkan tekad yang sangat kuat dari orang bersangkutan. dr. Aulia juga mengungkapkan, ada beberapa cara klinis untuk menghentikan kecanduan merokok. Perokok bisa mengikuti terapi pengganti nikotin untuk menghilangkan efek kecanduan. Caranya, dengan menempelkan plester nikotin.
"Seperti orang kecanduan morfin, plester nikotin diberikan dengan dosis tertentu dan dengan pengawasan dokter. Bahan nikotin yang menyerap melalui kulit itu akan dikurangi dosisnya secara bertahap. Jika orang itu tidak kecanduan lagi, maka plester nikotin bisa dilepas," tambah dr. Aulia.
Cara yang lain adalah dengan mengikuti terapi minum air putih. Jika ada keinginan untuk merokok, segeralah minum air putih yang cukup maka sensasi hilangnya dahaga dipercaya menghilangkan keinginan merokok. gizi.net & Yahoo!Health
Sumber: www.sportindo.com
Di beberapa negara besar di luar negeri, peringatan bahaya merokok lebih ditujukan pada efek penampilan seseorang sehingga efek jeranya lebih terlihat nyata. Misalnya, "merokok dapat menyebabkan kerusakan kulit" atau "merokok dapat menyebabkan kanker mulut" dan lain sebagainya. Tetapi peringatan dalam bungkus rokok dan dalam akhir iklan rokok di berbagai media di Indonesia juga tidak main-main, yaitu "Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, Gangguan Kehamilan dan Janin". Untuk para pria, resiko disfungsi ereksi atau impotensi akibat merokok adalah benar-benar nyata.
Resiko Disfungsi Ereksi
Faktanya, beberapa penelitian menyatakan pria yang memiliki kebiasaan merokok satu pak rokok/hari beresiko 40% lebih tinggi menderita disfungsi ereksi daripada pria yang tidak merokok. "Merokok melepaskan nikotin dan vasoconstrictors (penghalang pembuluh) lain yang dapat menghambat aliran pembuluh darah di penis," ungkap Dr. Jack Mydlo, kepala urologi di Temple University School of Medicine and Hospital di Philadelphia, AS.
Jurnal Tobacco Control mempublikasikan sebuah penelitian terbaru pada 8.000 pria Australia berumur 16 - 59 tahun yang merokok satu pak rokok/hari beresiko 24% lebih tinggi menderita gangguan ereksi. Dan semakin banyak mereka merokok maka persentase resikonya juga meningkat. Para pria yang merokok lebih dari 20 batang/hari mengalami peningkatan resiko disfungsi ereksi sebesar 39%.
Penelitian lain yang dipublikasikan oleh American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa para pria perokok berusia 40 tahun lebih sering mengalami gangguan ereksi daripada para pria berusia lebih tua namun tidak merokok. Bahkan resikonya sampai dua kali lipat pada para pria perokok berusia 40 tahun dibandingkan para pria berusia 50 tahun yang tidak merokok.
"Kebiasaan merokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga merupakan penyebab utama disfungsi ereksi selain obesitas, konsumsi alkohol berlebihan dan penyalahgunaan narkoba," kata Dr. Larry Lipshultz, kepala pengobatan reproduksi pria di Baylor College of Medicine di Houston, AS.
Peningkatan Kolesterol Jahat
Dokter spesialis jantung sekaligus Ketua Perkumpulan Vaskuler Indonesia, dr. Auli Sani SpJP(K), FJCC. mengungkapkan, merokok dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak. Pada orang-orang yang merokok, ditemukan level kolesterol HDL atau kolesterol baiknya rendah. Itu artinya, pembentukan kolesterol HDL, yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu. Kondisi pertama ini sudah sangat tidak sehat. Sementara kebalikannya, pada orang yang merokok ditemukan level kolesterol LDL atau kolesterol jahatnya tinggi. Artinya, lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. Kondisi kedua ini juga memperburuk kesehatan.
"Intinya, transportasi lemak menuju ke hati menjadi terganggu." tambah dr. Aulia. Meski sering ditemukan level kolesterol HDL rendah pada seorang perokok, menurut dr. Aulia, belum ada penelitian khusus yang bisa menjelaskan bagaimana mekanisme penurunan level kolesterol HDL oleh kebiasaan merokok.
Resiko Penyakit-penyakit Mematikan Lainnya
Penyakit-penyakit lain yang erat kaitannya dengan merokok adalah penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, paru-paru, maag atau pencernaan. Di Indonesia 26,4% kematian disebabkan penyakit jantung. Rokok menjadi faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penyakit ini bekerja sinergis terhadap faktor resiko penyakit lainnya, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang meningkat, kencing manis, dan lain-lain. Resiko stroke dan kematian juga meningkat pada perokok.
Masalah yang menonjol pada kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yang diisap, yakni rokok kretek. Jenis ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi 3 - 5 kali dibandingkan dengan rokok filter. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bias terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung.
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah pada nadi, merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan berakibat kekurangan oksigen selain karena kandungan CO (karbon monoksida).
Cara-cara Berhenti Merokok
Hampir semua perokok berkeinginan berhenti merokok namun mereka tidak tahu caranya. Apalagi merokok bisa menimbulkan efek kecanduan. dr. Aulia menjelaskan, rokok memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu efek adiksi (ketagihan) dan habituasi (ketergantungan).
Untuk menghentikan kebiasaan merokok, menurut Aulia, dibutuhkan tekad yang sangat kuat dari orang bersangkutan. dr. Aulia juga mengungkapkan, ada beberapa cara klinis untuk menghentikan kecanduan merokok. Perokok bisa mengikuti terapi pengganti nikotin untuk menghilangkan efek kecanduan. Caranya, dengan menempelkan plester nikotin.
"Seperti orang kecanduan morfin, plester nikotin diberikan dengan dosis tertentu dan dengan pengawasan dokter. Bahan nikotin yang menyerap melalui kulit itu akan dikurangi dosisnya secara bertahap. Jika orang itu tidak kecanduan lagi, maka plester nikotin bisa dilepas," tambah dr. Aulia.
Cara yang lain adalah dengan mengikuti terapi minum air putih. Jika ada keinginan untuk merokok, segeralah minum air putih yang cukup maka sensasi hilangnya dahaga dipercaya menghilangkan keinginan merokok. gizi.net & Yahoo!Health
Sumber: www.sportindo.com