Saya akan membahas mengenai kondisi jantung yang dihubungkan dengan olahraga, apa yang harus Anda mengerti dari kondisi dasar jantung, penyakit jantung yang bisa diperbaiki atau diperberat dengan olahraga, dan apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya kondisi yang fatal.
Beberapa kali kita pernah mendengar kerabat atau sahabat tiba-tiba meninggal saat melakukan olahraga seperti tenis, dan lain-lain. Muncul pertanyaan, mengapa terjadi saat olahraga yang harusnya merupakan aktivitas yang meyehatkan? Sebelum masuk membahas akitivitas olahraga secara detail, saya akan membahas mengenai jantung dulu.
Beberapa Kondisi Jantung
Jantung adalah organ unik, terletak di tengah/ pusat dari tubuh manusia sebagai pompa untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh dari otak hingga ujung jari kaki manusia. Karena sifatnya sebagai pompa, maka jantung memiliki otot sebagai komponen utama.
Jantung sendiri juga memerlukan nutrisi dari darah untuk memenuhi energi saat memompa, hal ini dipenuhi dari pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Semakin tua usia seseorang, makin banyak gangguan yang dapat terjadi pada jantung. Gangguan yang sering timbul antara lain:
- Sumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner karena penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah.
- Penurunan kekuatan pompa jantung akibat penyakit kencing manis, darah tinggi yang lama, atau kerusakan otot jantung paska serangan jantung.
- Serangan jantung yang dapat bersifat fatal akibat sumbatan total mendadak koroner.
Apa gejala yang timbul pada gangguan jantung? Gejala yang timbul beragam tergantung gangguan apa yang terjadi. Pada penurunan kekuatan pompa jantung (dalam istiah medis disebut heart failure), gejalanya adalah sesak apabila aktivitas yang lebih berat, sesak membaik dengan istirahat, dan sesak justru memberat bila posisi tidur/berbaring.
Pada kondisi serangan jantung, gejala yang timbul adalah nyeri dada hebat di sisi kiri lebih dari 15 menit, nyeri menjalar ke lengan kiri disertai keringat dingin dan rasa takut yang hebat seperti seolah-olah akan meninggal, nyeri berhubungan dengan aktivitas seperti olahraga yang memacu energi secara eksplosif seperti tenis.
Hal diatas dapat dicegah dan dideteksi melalui pemeriksaan oleh dokter. Beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi antara lain EKG untuk merekam akitivitas listrik jantung, echocardiografi untuk melihat gerakan jantung, tes treadmill untuk deteksi dini adanya sumbatan koroner hingga ke pemeriksaan canggih seperti MSCT dan yang bersifat invasive seperti kateterisasi jantung.
Olahraga Apa yang Dianjurkan dan Tidak?
Setelah mengetahui beberapa kondisi jantung yang sering terjadi, pembahasan berikutnya adalah mengenai olahraga apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bila memiliki gangguan jantung tersebut.
Saya harap Anda tidak salah persepsi dalam membaca artikel ini, karena pada dasarnya, olahraga adalah hal yang sangat dianjurkan pada orang dengan gangguan jantung, namun harus dipilih jenisnya berdasar intensitas, sifat dan frekuensi
Pada orang dengan kondisi jantung yang sehat dan berusia muda, tidak ada halangan untuk melakukan olahraga apapun, Bahkan hal ini adalah suatu keharusan karena akan melatih jantung untuk bekerja dengan baik, memperbaiki sirkulasi dengan menurunkan kolesterol sehingga tidak menumpuk di dinding pembuluh darah, memperbaiki sensitifitas insulin sehingga memperlambat munculnya penyakit kencing manis serta berbagai efek baik lainnya.
Sementara pada orang yang telah memiliki gangguan jantung diperlukan perubahan pola olahraga. Pada prinsipnya, olahraga yang dianjurkan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhythmical, Interval, Progressive, dan Endurance) seperti olahraga yang disarankan pada penderita kencing manis. Jenis olahraga ini antara lain renang, jogging/ lari treadmill dengan intensitas sedang. Sedangkan olahraga yang tidak dianjurkan adalah yang bersifat eksplosif seperti tennis, badminton, dan (sayangnya juga) termasuk angkat berat.
Pertanyaan yang timbul adalah kenapa beberapa olahraga diatas tidak boleh dan justru berbahaya? Seperti yang sudah saya bahas bahwa jantung adalah organ otot untuk memompa darah. Pada kondisi dimana otot ini sudah lemah (jangan samakan dengan bisep Anda yang bisa dilatih untuk menjadi kuat), maka olahraga tersebut memaksa jantung yang sudah lemah ini untuk bekerja melebihi kapasitasnya. Akibatnya adalah bahwa kebutuhan energi badan saat olahraga tidak dapat dipenuhi oleh kiriman darah dari jantung, sehingga suplai darah ke otak atau paru-paru turun mendadak dan dapat menimbulkan kematian.
Pada orang dengan penyakit jantung koroner dimana telah terjadi penyumbatan dinding pembuluh darah, olahraga yang bersifat eksplosif juga berbahaya karena adanya stress mendadak yang akan mengakibatkan pecahnya tumpukan kolesterol dalam dinding koroner dan mencetuskan reaksi berantai yang berakhir pada sumbatan total aliran darah koroner. Apa yang terjadi bila terjadi sumbatan total? Terjadi kerusakan otot jantung karena tidak ada aliran darah yang memberikan nutrisi pada otot tersebut.
Apa yang dapat dilakukan untuk antisipasi? Anda tidak perlu menjadi terlalu was-was setelah membaca artikel ini. Perhatian yang lebih perlu diberikan jika Anda memiliki beberapa faktor risiko dibawah ini:
- Penyakit kencing manis
- Darah tinggi yang tidak terkontrol
- Obesitas
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
- MEROKOK
- Kolesterol tinggi
Dr. Jeffry Beta Tenggara
Residen Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-RSCM
Sumber: www.sportindo.com
0 komentar:
Posting Komentar